1 Tahun Kepemimpinan, Prabowo Sampaikan Pidato Dalam Pembukaan Sidang Paripurna

Sharing is caring

medeiamuria.com, Jakarta – Memasuki satu tahun pemerintahan bersama kabinetnya, Presiden Prabowo Subianto membuka sidang kabinet paripurna di Istana Negara, Jakarta, Senin 20 Oktober 2025, dengan pengantar yang menegaskan arah strategis, capaian, dan tantangan ke depan bagi pemerintahan. Sidang ini dilangsungkan tepat 1 tahun sejak pelantikan kabinetnya.

Apresiasi dan pengakuan terhadap kerja kabinet

Presiden Prabowo dalam pengantarnya menyampaikan penghargaan kepada seluruh anggota kabinet, baik menteri maupun wakil menteri, atas kerja keras mereka dalam periode awal pemerintahan.

“Saya apresiasi kerja Saudara‐saudara sekalian, saya merasakan dan saya menilai kabinet kita sekarang bekerja sebagai satu tim, ada suatu kekompakan, suatu kerja sama yang baik.”

Ia menekankan bahwa meskipun masih banyak yang harus diperbaiki, secara objektif pemerintahan telah menunjukkan hasil dan berjalan di jalur yang benar.

Menanggapi tantangan global dan domestik

Presiden menempatkan keberhasilan kabinet dalam konteks global yang semakin penuh ketidakpastian konflik, geoekonomi yang berubah cepat, dan tekanan terhadap stabilitas nasional.

“Waktu kita mulai pemerintahan kita 20 Oktober, situasi geopolitik dan geoekonomi tidak serumit sekarang… Sekarang, tidak hanya kita menghadapi dampak dari perang di mana-mana…” 

Dalam konteks tersebut, ia menegaskan bahwa strategi pemerintah, terutama pada ketahanan pangan dan energi  telah menunjukkan arah yang benar.

“Alhamdulillah, arah kita di bidang pangan cukup berhasil. Cadangan yang ada di pemerintah sekarang terbesar sepanjang sejarah.”

Agenda prioritas: ketahanan, hilirisasi, reformasi birokrasi

Pengantar Presiden juga memuat lima fokus agenda yang disampaikan sebagai prioritas pemerintah ke depan:

  1. Ketahanan pangan dan pertanian, agar Indonesia tidak hanya aman dalam produksi tetapi juga memiliki nilai tambah domestik.
  2. Transformasi digital dan pengembangan ekonomi produktif untuk mendorong tumbuhnya kelas menengah dan UMKM.
  3. Pengelolaan sumber daya alam dan energi secara berkelanjutan serta hilirisasi agar manfaat ekonomi maksimal. “Kita harus swasembada pangan. Itu prioritas dasar … Hilirisasi kunci daripada kemakmuran.”
  4. Peningkatan kualitas sumber daya manusia serta sinergi antar kementerian/lembaga agar kebijakan lebih efektif.
  5. Reformasi birokrasi yang efisien, responsif, serta hasil-oriented. Presiden Prabowo tidak segan menyebut bahwa “birokrasi di kita sangat terkenal … lambatnya… saya minta menteri-menteri sekarang mari kita lebih berani, mari kita lebih tidak ragu-ragu, untuk memberi pelayanan yang terbaik kepada rakyat kita.”

Budaya kerja dan akuntabilitas

Presiden juga menekankan pentingnya perubahan dalam budaya kerja pemerintahan: jabatan publik bukan hanya soal posisi tetapi pelayanan kepada rakyat. Ia meminta agar kabinet bekerja bukan secara rutinitas semata, namun sebagai tim yang jelas sasaran dan hasilnya. “Kita semua punya pengalaman yang berbeda-beda, tapi kita semua punya pengalaman sebagai pemimpin… Kita mengerti betapa sulitnya untuk mengoordinasikan, … manusia dengan segala keyakinan masing-masing … harus kita jadikan satu tim.”  Dengan bahasa tegas, ia menegaskan bahwa reformasi birokrasi tidak boleh hanya wacana: pejabat yang tidak produktif bisa diganti.

Refleksi satu tahun pemerintahan

Momen sidang ini menjadi refleksi satu tahun pemerintahan Prabowo-Gibran yang memiliki harapan tinggi dari publik. Sekretaris Kabinet ‎Teddy Indra Wijaya menyatakan bahwa dalam sidang ini Presiden akan menampilkan apa yang telah dicapai serta apa yang masih harus digenjot.  Dalam pengantar resmi, Presiden sendiri mengakui bahwa kondisi global semakin kompleks dibanding awal masa jabatan, sehingga percepatan kerja dan sinergi antar kementerian menjadi kunci.

Tantangan dan harapan ke depan

Meski banyak capaian, Presiden Prabowo secara terbuka mengakui bahwa masih terdapat tantangan besar: menjaga kontinuitas produksi pangan, mempercepat hilirisasi industri, membuat birokrasi lebih gesit, mengelola anggaran secara efisien dan menegakkan akuntabilitas publik. Ia mendorong agar kementerian berfungsi sebagai “leading sector” untuk setiap prioritas strategis, misalnya pangan, energi, pengentasan kemiskinan, pembangunan SDM dan perumahan.  Pengamat mencatat bahwa pengantar kali ini lebih dari sekadar formalitas: ia adalah sinyal pemerintah akan memperkuat kontrol atas hasil kerja dan meminta akuntabilitas yang lebih tinggi dari kabinet.

Sidang Kabinet Paripurna pada 20 Oktober 2025 menjadi titik penting bagi kabinet Merah Putih karena bukan hanya mengukur satu tahun kerja, tetapi juga menetapkan langkah percepatan untuk periode ke depan. Dengan komitmen memperkuat ketahanan nasional, mempercepat transformasi ekonomi, dan melakukan reformasi birokrasi secara nyata, pemerintahan Prabowo Subianto menunjukkan bahwa visi besar bukan sekadar retorika, tetapi harus sanggup diterjemahkan ke dalam tindakan dan hasil yang dapat dirasakan rakyat.

Pemerintah kini menghadapi tugas berat untuk memastikan bahwa arah yang telah ditetapkan benar-benar menghasilkan perubahan nyata dan bukan hanya sekadar target di atas kertas. Menulis, mengukur, mengevaluasi menjadi tiga kata kunci yang kini diulang Presiden kepada seluruh kabinet sebagai bagian dari budaya kerja baru yang ia harapkan.

Baca Juga Berita Lainnya Melalui Laman mediamuria.com

https://mediamuria.com/hari-ke-sembilan-pon-bela-diri-kudus-2025-kebangkitan-petarung-petarung-timur-di-pon-bela-diri-kudus/

https://mediamuria.com/kejagung-serahkan-rp132-triliun-uang-pengganti-kasus-ekspor-cpo-langkah-besar-pemulihan-kerugian-negara/

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *