Jalur Pendakian Gunung Muria Via Natas Angin Ditutup Sementara, Satu Pendaki Selamat Setelah Terjatuh Ke Jurang

Sharing is caring

mediamuria.com, Kudus – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kudus melalui tim Kudus Siaga 112 mengumumkan penutupan sementara jalur pendakian Gunung Muria via Natas Angin selama sepekan, terhitung mulai 29 Oktober hingga 4 November 2025. Penutupan ini dilakukan sebagai bagian dari evaluasi dan perbaikan jalur pendakian serta perawatan vegetasi di sepanjang rute menuju puncak Gunung Muria.

Langkah ini juga merupakan bentuk antisipasi terhadap meningkatnya intensitas curah hujan di wilayah Kudus dan sekitarnya. Tim Kudus Siaga 112 mengimbau para pendaki untuk tidak memaksakan diri melakukan aktivitas pendakian saat kondisi cuaca tidak mendukung, seperti hujan deras, kabut tebal, maupun kondisi jalur yang licin dan berbahaya.

“Kami menghimbau agar pendaki menunda kegiatan pendakian selama musim penghujan. Keselamatan harus menjadi prioritas utama,” tulis akun resmi Kudus Siaga 112 dalam unggahan Instagram resminya, Rabu (29/10).

Selain penutupan sementara, pihak berwenang juga menetapkan aturan baru bahwa seluruh pendaki Gunung Muria tidak diperbolehkan melakukan pendakian secara individu atau solo. Pendakian wajib dilakukan secara berkelompok demi meningkatkan aspek keselamatan dan koordinasi di lapangan. Aturan ini diberlakukan di seluruh jalur pendakian Gunung Muria, tidak hanya jalur Natas Angin.

“Tidak diperbolehkan mendaki secara individu atau sendirian di seluruh jalur pendakian Gunung Muria. Wajib mendaki secara berkelompok atau bersama-sama, karena puncak yang dicapai bersama terasa lebih bermakna,” tulis pihak Kudus Siaga 112.

Kebijakan ini diambil setelah insiden yang menimpa seorang pendaki muda berinisial EM (18), warga Desa Rejosari, Kecamatan Dawe, Kabupaten Kudus. Remaja tersebut dilaporkan terjatuh ke jurang sedalam sekitar 100 meter di bawah puncak bayangan jalur Natas Angin Gunung Muria pada Selasa (28/10) malam.

Beruntung, EM berhasil ditemukan dalam kondisi selamat oleh tim gabungan yang terdiri dari BPBD Kudus, Basarnas, serta sejumlah relawan dan pihak terkait lainnya. Proses evakuasi berlangsung dramatis karena kondisi medan yang terjal dan minim penerangan. Tim penyelamat melakukan penarikan manual dari dasar jurang hingga kembali ke jalur pendakian utama.

Menurut laporan resmi Kudus Siaga 112, proses evakuasi dimulai sejak dini hari dan korban berhasil dievakuasi pada pukul 04.55 WIB, Rabu (29/10). Setelah berhasil diangkat dari jurang, korban langsung dibawa ke basecamp pendakian untuk mendapatkan pemeriksaan kesehatan awal sebelum diserahkan kembali kepada pihak keluarga.

“Korban berhasil dievakuasi dengan metode penarikan manual ke jalur pendakian dan dibawa turun dengan aman ke basecamp untuk diserahkan kepada keluarga,” tulis Kudus Siaga 112 dalam keterangan resminya.

Insiden ini menjadi pengingat penting bagi seluruh pendaki untuk lebih memperhatikan keselamatan, terutama ketika mendaki di musim penghujan. Jalur Natas Angin yang terkenal menantang dan curam menjadi sangat berisiko ketika kondisi tanah licin akibat hujan.

Pihak BPBD Kudus bersama Basarnas menegaskan pentingnya mematuhi imbauan resmi pemerintah daerah. Mereka juga mengingatkan agar para pendaki selalu melapor kepada petugas penjaga basecamp sebelum dan sesudah pendakian, membawa perlengkapan keselamatan yang memadai, serta memastikan kondisi fisik dalam keadaan prima.

Selain itu, masyarakat dan komunitas pecinta alam di sekitar Gunung Muria diharapkan turut berpartisipasi dalam menjaga kelestarian alam dan keselamatan jalur pendakian. Perawatan vegetasi dan pembersihan jalur yang dilakukan selama masa penutupan diharapkan dapat meningkatkan keamanan serta kenyamanan pendaki ketika jalur kembali dibuka.

Gunung Muria sendiri merupakan salah satu destinasi favorit bagi para pendaki di wilayah Jawa Tengah, dengan ketinggian mencapai sekitar 1.602 meter di atas permukaan laut. Jalur Natas Angin dikenal sebagai salah satu rute populer karena pemandangan indah dan tantangan medannya. Namun, jalur ini juga kerap disebut berisiko tinggi terutama pada musim penghujan karena kondisi tanah yang licin dan curam.

Dengan adanya perbaikan jalur dan penerapan aturan baru, pemerintah daerah berharap kegiatan pendakian di Gunung Muria ke depan dapat berjalan lebih aman dan tertib. Diharapkan pula para pendaki dapat lebih sadar akan pentingnya keselamatan diri dan kelestarian lingkungan.

“Keselamatan pendaki menjadi prioritas utama. Kami mengimbau seluruh masyarakat untuk sementara waktu menahan diri dan mematuhi aturan yang telah ditetapkan. Setelah evaluasi selesai, jalur akan kembali dibuka dengan kondisi yang lebih baik dan aman,” tambah pernyataan dari Kudus Siaga 112.

Dengan begitu, penutupan sementara jalur pendakian Gunung Muria via Natas Angin ini bukan hanya langkah teknis perbaikan jalur, melainkan juga momentum untuk meningkatkan kesadaran bersama akan pentingnya keselamatan dan tanggung jawab dalam aktivitas pendakian.

Diharapkan untuk semua pecinta alam ataupun pendaki dapat mematuhi peraturan yang ada, peraturan yang telah dibuat merupakan untuk kebaikan semua, termasuk untuk kalian para pecinta alam dan pendaki gunung.

Baca Juga Berita Lainnya Melalui Laman mediamuria.com

https://mediamuria.com/presiden-prabowo-kekuatan-dan-masa-depan-indonesia-terletak-di-tangan-pemuda/: Jalur Pendakian Gunung Muria Via Natas Angin Ditutup Sementara, Satu Pendaki Selamat Setelah Terjatuh Ke Juranghttps://mediamuria.com/waspada-curah-hujan-tinggi-bupati-samani-tinjau-langsung-kesiapan-bpbd-kudus/: Jalur Pendakian Gunung Muria Via Natas Angin Ditutup Sementara, Satu Pendaki Selamat Setelah Terjatuh Ke Jurang

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *