mediamuria.com, Bali – Sejumlah daerah di Provinsi Bali terjadi bencana alam banjir bandang pada Rabu, 10 September 2025. Banjir tersebut merupakan banjir yang terparah dalam kurun waktu satu dekade terakhir. Bencana alam banjir bandang ini menyebabkan adanya korban jiwa. Banjir tersebut dipicu hujan deras yang melanda sejak dua hari berturut-turut.
Pada Kamis, 11 September 2025 tercatat korban jiwa mencapai 14 jiwa, dan masih terdapat dua orang dalam pencarian. Rincian korban yang meninggal dunia di Kota Denpasar terdapat delapan jiwa, Kabupaten Jembrana dua jiwa, Kabupaten Gianyar tiga jiwa dan Kabupaten Badung satu jiwa. Sementara dua orang yang masih dalam pencarian teridentifikasi berasal dari Kota Denpasar.
Kepala Seksi Operasi dan Siaga Kantor Pencarian dan Pertolongan Basarnas Bali, I Wayan Juni Antara, mengatakan bahwa timnya telah menemukan sejumlah jenazah untuk diidentifikasi. Sementara tim pencari, sambung Juni Antara, masih akan melakukan operasi pencarian korban yang belum ditemukan dan berjaga-jaga di Waduk Muara Nusa Dua.
Jumlah total korban bertambah dari yang tercatat sehari sebelumnya. Sebelumnya pada Rabu, 10 September 2025, terdapat sebanyak sembilan orang meninggal dunia, menurut dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). Selain itu, terdapat pula lebih dari 200 orang yang telah dievakuasi tim SAR diberbagai wilayah di Bali.
Menurut catatan dari Basarnas, delapan korban meninggal ditemukan di Denpasar. Tiga di antara mereka bernama Nadira (perempuan), Ni Wayan Lenyot (perempuan), dan Dedek Rio Adi Saputra (laki-laki). Tim pencari menemukan satu korban meninggal tersebut di Jalan Hasanuddin. Dua korban meninggal lainnya ditemukan di Pasar Kumbasari.
Sementara itu, Seorang warga bernama I Komang Oka Sudiastawa (38), asal Desa Dangintukaya, Jembrana, ditemukan meninggal dunia setelah diduga tersetrum listrik didepan rumahnya, Rabu dini hari. Peristiwa itu terjadi saat banjir. Menurut informasi Komang Oka terlihat oleh warga sekitar pukul 03.00 WITA hendak membuka pagar rumahnya yang tergenang banjir. Tiba-tiba, korban terjatuh dan mengambang di genangan air. Saat itu, air banjir di wilayah tersebut sangat tinggi, bahkan merendam sebagian Jalan Denpasar-Gilimanuk.
Diduga, saat menggeser pagar, korban menyentuh kabel listrik yang putus. Warga yang hendak menolong sempat merasakan sengatan listrik, sehingga mereka mengurungkan niat dan segera meminta penghuni rumah untuk mematikan meteran listrik sebelum mengevakuasi korban.
“Korban ditemukan sudah mengambang dan meninggal dunia. Memang ada sambungan kabel yang terputus. Saat ini jenazah korban masih dititipkan di ruang jenazah RSU Negara sambil menunggu banjir di rumah korban surut,” ungkap Sekda Jembrana, I Made Budiasa,
Menurut BPBD Bali, Banjir di Denpasar mencapai 43 lokasi.
“Di Kota Denpasar ada 43 titik, tapi yang terbesar banjirnya adalah di wilayah Pasar Kumbasari dan wilayah Jalan Pura Demak,” kata Gubernur Wayan Koster kepada wartawan Christine Nababan yang melaporkan untuk BBC News Indonesia.
Dampak dari bencana alam banjir bandang ini, Gubernur Wayan Koster mengatakan para pedagang akan mendapat ganti rugi.
“Saya minta pak wali kota untuk menghitung kerugian bangunan dan material lainnya, termasuk barang-barang yang hanya dimiliki oleh para pedagang. Nanti semuanya akan diganti rugi dengan menggunakan anggaran sharing APBD Provinsi Bali dengan APBD Kota Denpasar,” paparnya.
Sementara dari informasi yang beredar bahwa empat kecamatan di Kota Denpasar yang terdampak banjir meliputi Kecamatan Denpasar Timur, Denpasar Utara, Denpasar Selatan, dan Denpasar Barat.
Bencana alam banjir bandang ini telah menutup badan jalan di Teuku Umar Barat, Denpasar Barat, didepan Jalan Pura Demak. Begitu pula ruas jalan Gunung Salak, Gunung Soputan. Sementara, terowongan (underpass) di Simpang Dewa Ruci, Kuta, Badung, terendam banjir dan tidak bisa dilalui kendaraan. Disebagian jalan Sunset Road Seminyak juga tergenang air, meski kendaraan bermotor masih bisa lalu lalang.
Untuk dua titik yang dipantau Tim SAR adalah Ubung Kaja dan Jalan Pura Demak, dari kedua titik tersebut sekitar 70an orang telah dievakuasi.
“Sekitar 30 orang dievakuasi di Ubung Kaja. Sementara di Jalan Pura Demak evakuasi diperkirakan sudah lebih dari 40 orang. Jumlah ini diperkirakan akan terus bertambah,” kata Kepala Seksi Operasi dan Siaga Kantor Pencarian dan Pertolongan Basarnas Bali, I Wayan Juni Antara.
Hingga hari Kamis, 11 September 2025 masih ada beberapa wilayah Bali yang belum dapat dilewati, namun pada hari sudah lebih normal dibandingkan pada hari Rabu, 10 September 2025. Mengingat curah hujan yang masih tinggi dibeberapa hari ini, diharapkan untuk tetap waspada, dan tetap menjaga kondisi kesehatan dengan baik. Tingginya curah hujan yang terjadi tidak hanya di wilayah Bali, namun hampir menyeluruh di wilayah Indonesia.
Baca Juga Berita Lainnya Dari Laman mediamuria.com
https://mediamuria.com/timnas-futsal-indonesia-lolos-ke-final-cfa-internasional-futsal-tournamen-2025/: Bencana Alam Banjir Bandang Di Bali Memakan Korban https://mediamuria.com/rahayu-saraswati-sampaikan-ucapan-pengunduran-diri-dari-dpr-ri/: Bencana Alam Banjir Bandang Di Bali Memakan Korban