Site icon Media Muria

Mengenal 10 Cabang Bela Diri Dalam PON Bela Diri Kudus 2025

Sharing is caring

mediamuria.com, Kudus – Kabupaten Kudus resmi ditunjuk sebagai tuan rumah Pekan Olahraga Nasional (PON) bela diri 2025. Ajang yang akan berlangsung pada tanggal 12-26 Oktober 2025, di GOR Djarum, Kaliputu, Kabupaten Kudus. Ada beberapa cabang bela diri yang diperlombakan seperti Pencak Silat, Karate, Gulat, Ju Jitsu, Sambo, Shorinji Kempo, Taekwondo, Tarung Derajat, Judo, dan Wushu. Mungkin sebagian cabang bela diri sudah umum diketahui namun ada beberapa cabang bela diri yang masih asing ditelinga, berikut penjelasan tentang cabang bela diri yang diperlombakan dalam PON Bela Diri 2025.

Pencak Silat, Warisan Nusantara yang Mendunia

Pencak silat merupakan salah satu cabang bela diri yang secara umum diketahui masyarakat, apalagi Pencak silat merupakan cabang bela diri asli Indonesia, Pencak Silat tidak hanya berfungsi sebagai olahraga, tetapi juga sebagai warisan budaya. Seni bela diri ini mengajarkan tentang keseimbangan antara kekuatan fisik, mental, dan spiritual. Melalui Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI), cabang ini terus berkembang hingga ke berbagai negara. Diajang SEA Games, Indonesia kerap menjadi juara umum melalui cabang ini, menjadikan Pencak Silat sebagai kebanggaan nasional yang mengharumkan nama bangsa dikancah internasional.

Dalam perlombaan PON Bela Diri kali ini ada beberapa format dan tantangan baru, yaitu :

Pesilat tidak berhadapan langsung dengan lawan, tetapi menampilkan rangkaian jurus secara mandiri,seperti :

Karate dan Taekwondo, Disiplin dari Asia Timur

Selain silat, Karate dan Taekwondo menjadi cabang bela diri yang sangat populer di Tanah Air. Karate, yang berasal dari Jepang, menekankan pada kecepatan, ketepatan, dan kekuatan teknik pukulan serta tendangan. Melalui Federasi Olahraga Karate-Do Indonesia (FORKI), banyak atlet muda Indonesia lahir dan berprestasi diajang Asia maupun dunia.

Dalam PON kali ini, Karate terdiri dari Kumite sampai Kata, dengan rincian :

Berbeda dengan kumite, dinomor ini atlet menampilkan rangkaian jurus dengan penuh keindahan.

Sementara itu, Taekwondo asal Korea Selatan dikenal dengan teknik tendangan cepat dan eksplosif. Pengurus Besar Taekwondo Indonesia (PBTI) terus aktif membina atlet dari tingkat pelajar hingga profesional. Indonesia kerap meraih medali di SEA Games dan Asian Games dari cabang ini, menandakan bahwa pembinaan didalam negeri semakin matang.

Taekwondo jadi cabang pembuka di PON Bela Diri 2025, digelar mulai 12 Oktober di Djarum Arena Kaliputu, Kudus. Dua nomor utama Kyorugi dan Poomsae akan menyuguhkan aksi penuh teknik, kecepatan, dan ekspresi.

Judo dan Ju Jitsu, Bela Diri dengan Teknik Kuncian dan Bantingan

Cabang Judo dan Ju Jitsu sama-sama berakar dari Jepang, namun memiliki perbedaan mendasar dalam filosofi dan teknik. Judo, yang diciptakan oleh Jigoro Kano, menekankan prinsip “menggunakan kekuatan lawan untuk mengalahkannya.” Atlet Judo Indonesia yang tergabung dalam Persatuan Judo Seluruh Indonesia (PJSI) terus menunjukkan perkembangan positif diberbagai ajang internasional.

Adapun Ju Jitsu, yang merupakan seni bela diri kuno, kini berkembang menjadi olahraga modern dengan teknik kuncian, bantingan, dan cekikan. Pengurus Besar Ju Jitsu Indonesia (PBJI) berkomitmen menjadikan cabang ini lebih dikenal masyarakat luas. Selain mengajarkan pertahanan diri, Ju Jitsu juga melatih ketenangan dan strategi dalam menghadapi tekanan.

Gulat dan Sambo, Adu Kekuatan dan Strategi Tubuh

Gulat merupakan salah satu cabang bela diri tertua di dunia dan telah menjadi bagian dari Olimpiade sejak zaman Yunani Kuno. Di Indonesia, cabang ini dinaungi oleh Persatuan Gulat Seluruh Indonesia (PGSI). Gulat mengandalkan kekuatan tubuh dan strategi untuk mengendalikan lawan tanpa serangan pukulan atau tendangan.

Sementara itu, Sambo yang berasal dari Rusia mulai mendapatkan tempat dihati masyarakat Indonesia. Sambo, singkatan dari “SAMozashchita Bez Oruzhiya” atau “pertahanan diri tanpa senjata”, merupakan perpaduan teknik gulat dan judo. Cabang ini mulai dipertandingkan diberbagai ajang nasional, termasuk PON. Keberadaan Sambo menjadi bukti bahwa Indonesia terbuka terhadap perkembangan cabang bela diri baru yang potensial.

Shorinji Kempo dan Tarung Derajat, Kekuatan yang Berjiwa

Shorinji Kempo, bela diri asal Jepang yang diciptakan oleh Doshin So, menekankan keseimbangan antara kekuatan tubuh dan kebajikan moral. Di Indonesia, cabang ini dikelola oleh Persaudaraan Shorinji Kempo Indonesia (PERKEMI) dan banyak digemari kalangan pelajar dan mahasiswa. Selain meningkatkan kebugaran, Shorinji Kempo juga menanamkan nilai-nilai kedisiplinan dan persaudaraan.

Berbeda dengan itu, Tarung Derajat merupakan bela diri asli Indonesia yang diciptakan oleh H. Achmad Dradjat. Cabang ini dikenal dengan filosofi “Aku Ramah Tapi Bukan Takut, Aku Tunduk Tapi Tidak Takluk.” Dibawah organisasi KODRAT (Keluarga Olahraga Tarung Derajat), bela diri ini terus berkembang pesat. Gerakan cepat, kombinasi pukulan dan tendangan kuat, serta semangat pantang menyerah menjadikan Tarung Derajat identitas bela diri khas Indonesia.

Wushu, Kombinasi Keindahan dan Kekuatan

Wushu, yang berasal dari Tiongkok, menjadi salah satu cabang bela diri paling artistik. Di bawah naungan Pengurus Besar Wushu Indonesia (PBWI), cabang ini terbagi menjadi dua disiplin: taolu (jurus indah) dan sanda (pertarungan penuh kontak). Atlet wushu Indonesia telah berkali-kali menorehkan prestasi internasional, termasuk medali emas di Asian Games dan kejuaraan dunia.

Baca Juga Berita Lainnya Melalui Laman mediamuria.com

https://mediamuria.com/kembali-kalah-persiku-kudus-akui-keunggulan-deltras-fc-4-2/: Mengenal 10 Cabang Bela Diri Dalam PON Bela Diri Kudus 2025 https://mediamuria.com/bupati-kudus-samani-buka-pelatihan-coding-bagi-guru-wujudkan-pendidikan-melek-teknologi/: Mengenal 10 Cabang Bela Diri Dalam PON Bela Diri Kudus 2025
Exit mobile version