Utang Proyek Kereta Cepat Jakarta–Bandung Jadi “Bom Waktu”, KAI Siapkan Langkah Penyelamatan

Sharing is caring

mediamuria.com, Jakarta – Direktur Utama PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI, Bobby Rasyidin, mengakui bahwa beban utang proyek Kereta Cepat Jakarta–Bandung (KCJB) atau yang dikenal dengan nama Whoosh, berpotensi menjadi “bom waktu” bagi perusahaan. Pernyataan itu disampaikan Bobby sebagai respons terhadap kekhawatiran sejumlah anggota Komisi VI DPR RI terkait tingginya utang yang ditanggung oleh PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC), perusahaan patungan antara Indonesia dan Tiongkok yang mengelola proyek tersebut.

“Kami dalami juga masalah KCIC seperti yang disampaikan. Memang ini bom waktu buat KAI,” ujar Bobby dikutip dari Tirto, sebagaimana dilansir pekan lalu. Ia menegaskan, pihaknya saat ini tengah melakukan evaluasi menyeluruh terhadap posisi keuangan dan komitmen yang harus ditanggung KAI sebagai salah satu pemegang saham KCIC.

Utang Proyek Capai Rp116 Triliun

Berdasarkan data yang disampaikan dalam rapat bersama DPR RI, total utang proyek Kereta Cepat Jakarta–Bandung telah mencapai Rp116 triliun atau sekitar 7,2 miliar dolar AS. Jumlah tersebut termasuk pembengkakan biaya atau cost overrun sebesar 1,2 miliar dolar AS. Beban besar ini menimbulkan kekhawatiran dikalangan pengamat ekonomi dan para legislator, mengingat sebagian utang tersebut dijamin oleh BUMN melalui skema pinjaman dari lembaga keuangan asing.

Kondisi ini membuat KAI bersama konsorsium BUMN lain yang terlibat harus bekerja ekstra keras untuk menutup potensi kerugian yang muncul. KAI sendiri merupakan pemegang saham mayoritas di KCIC dengan porsi kepemilikan 60 persen melalui konsorsium BUMN Indonesia. Adapun sisanya sebesar 40 persen dimiliki oleh konsorsium perusahaan asal Tiongkok.

Proyek kereta cepat pertama di Asia Tenggara ini memang telah menyedot perhatian publik sejak awal perencanaannya. Meski menjadi simbol kemajuan transportasi nasional, pembiayaan yang membengkak menjadi tantangan berat bagi keuangan negara dan perusahaan pelat merah yang terlibat didalamnya.

Risiko Keuangan BUMN

Tingginya beban utang membuat sejumlah anggota DPR mendesak pemerintah untuk mencari solusi konkret agar tidak membebani kinerja keuangan BUMN. Beberapa anggota Komisi VI bahkan mengingatkan agar proyek strategis seperti KCJB tidak menjadi beban jangka panjang yang justru mengancam stabilitas keuangan negara.

Ekonom publik menilai, istilah “bom waktu” yang digunakan Dirut KAI bukan tanpa alasan. Utang besar dengan tenor panjang dan bunga tinggi berpotensi menekan cash flow BUMN yang terlibat, terutama jika pendapatan operasional Whoosh tidak sesuai dengan proyeksi awal. Meski saat ini tingkat okupansi penumpang mulai meningkat, namun belum cukup signifikan untuk menutup beban bunga pinjaman yang mencapai triliunan rupiah per tahun.

Strategi Restrukturisasi

Untuk menghadapi situasi ini, Bobby Rasyidin menjelaskan bahwa KAI tengah menyiapkan langkah penyelamatan bersama Badan Pengelola Investasi Daya Anggara Nusantara (BPI Danantara). Lembaga tersebut berperan sebagai mitra strategis pemerintah dalam pengelolaan aset dan investasi nasional.

Menurut Bobby, BPI Danantara akan membantu menyiapkan strategi restrukturisasi keuangan guna menjaga stabilitas dan kesehatan fundamental BUMN yang terlibat dalam proyek Whoosh. Langkah ini diharapkan dapat mengurangi tekanan utang dan menata ulang pembiayaan agar lebih berkelanjutan.

“Kami sedang berdiskusi dengan BPI Danantara untuk mencari skema terbaik agar proyek ini tetap berjalan tanpa mengganggu kondisi keuangan perusahaan,” ujar Bobby. Ia menegaskan bahwa restrukturisasi bukan berarti menghentikan proyek, tetapi menata ulang struktur pembiayaan agar risiko keuangan bisa dikendalikan.

Fokus pada Kesehatan Finansial

Selain restrukturisasi, KAI juga akan memperkuat sinergi antar-BUMN dalam proyek tersebut. Pemerintah sendiri telah meminta agar setiap perusahaan pelat merah yang terlibat melakukan evaluasi internal terkait kemampuan finansialnya. Langkah ini dilakukan agar potensi gagal bayar atau penundaan kewajiban dapat dihindari.

Bobby juga menekankan pentingnya menjaga kesehatan fundamental BUMN sebagai prioritas. Menurutnya, proyek sebesar KCJB seharusnya menjadi katalis kemajuan transportasi nasional, bukan justru menimbulkan risiko keuangan jangka panjang. Oleh karena itu, KAI akan berkoordinasi secara intensif dengan Kementerian BUMN dan lembaga keuangan terkait untuk memastikan keberlanjutan proyek berjalan dengan aman.

Tantangan dan Harapan

Meski menghadapi tekanan besar, KAI optimistis proyek Whoosh masih memiliki potensi ekonomi jangka panjang. Peningkatan konektivitas antara Jakarta dan Bandung diharapkan mampu mendorong pertumbuhan ekonomi di kawasan Jawa Barat, khususnya dalam sektor pariwisata, industri, dan properti.

Selain itu, kehadiran kereta cepat juga diharapkan menjadi simbol transformasi transportasi publik di Indonesia menuju era modern yang ramah lingkungan dan efisien. Namun, agar manfaat tersebut bisa terealisasi, KAI dan pemerintah harus memastikan aspek finansial proyek tetap sehat dan terukur.

Para pengamat menilai, langkah restrukturisasi yang sedang disiapkan menjadi kunci penting untuk menjaga keberlanjutan proyek. Jika berhasil, strategi ini dapat menjadi contoh penanganan proyek besar berbasis kerja sama internasional yang tetap mengutamakan kehati-hatian fiskal.

Proyek Kereta Cepat Jakarta–Bandung (Whoosh) memang menjadi kebanggaan nasional, tetapi di sisi lain juga menyimpan tantangan besar dibidang keuangan. Pernyataan Dirut KAI Bobby Rasyidin menjadi pengingat bahwa ambisi besar harus diimbangi dengan pengelolaan risiko yang matang.

Kini, seluruh pihak menantikan hasil konkret dari pembahasan restrukturisasi bersama BPI Danantara. Publik berharap agar proyek kebanggaan Indonesia ini tetap beroperasi optimal tanpa menjadi beban berat bagi keuangan negara dan BUMN yang terlibat.

Baca Juga Berita Lainnya Melalui Laman mediamuria.com

https://mediamuria.com/hari-ke-tiga-pon-bela-diri-kudus-2025-jawa-barat-masih-kokoh-di-pucak-klasemen-perolehan-medali/: Utang Proyek Kereta Cepat Jakarta–Bandung Jadi “Bom Waktu”, KAI Siapkan Langkah Penyelamatanhttps://mediamuria.com/polemik-tayangan-trans7-soal-lingkungan-pondok-pesantren-publik-kecam-dan-pbnu-siapkan-langkah-hukum/: Utang Proyek Kereta Cepat Jakarta–Bandung Jadi “Bom Waktu”, KAI Siapkan Langkah Penyelamatan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *